Pernah memperhatikan pompa air galon atau pompa air sumur?
Coba perhatikan sekali lagi. Ketika air di dalam air galon penuh, tenaga
untuk mendorong pompa menjadi sedikit. Atau juga kalau air di dalam
sumur lebih banyak, pompa air tidak perlu diberi air pancingan supaya
air cepat keluar. Rasanya analogi ini tepat untuk menggambarkan situasi
dalam sebuah organisasi.
Muatan air diibaratkan dengan kemampuan, kemampuan individu pengurus
sebuah organisasi.
Ketika air atau kemampuan ini penuh, atau paling tidak para pengurus
sebuah organisasi memahami peran dan tugas mereka serta mampu, tidak
perlu banyak tenaga yang dipakai untuk menimba atau mengeluarkan air,
tidak perlu ada dorongan-dorongan terus-menerus untuk sekedar
mengingatkan tugas mereka dari pimpinan puncak. Niscaya semua tugas akan
mudah dijalankan.
Tapi coba rasakan, ketika air atau kemampuan tersebut kosong, berapa
tenaga dan biaya yang akan dikeluarkan untuk sekedar memompa
air, memompa kemampuan, memompa semangat para pengurus untuk sekedar
mendorong mereka memperhatikan dan melaksanakan kewajiban mereka.
Bagi sebuah organisasi, mulai dari level kelompok yang terdiri dari tiga
sampai lima orang, dan organisasi yang meliputi jutaan orang, tentu
bukan pekerjaan mudah untuk mengatur dan mengelola setiap individu.
Tidak aneh kalau misalnya banyak organisasi menyelenggarakan refreshing
kemampuan dalam bentuk workshop atau seminar-seminar dalam upaya
mengembalikan atau memunculkan kembali potensi kemampuan anggota atau
para pengurusnya. Sebab tulang punggung organisasi dalam bentuk apapun
adalah kesiapan kemampuan pengurus atau anggotanya.
Perusahaan atau organisasi bisa meluaskan ekpansi ke seluruh dunia
karena kontribusi dari pengurus atau anggotanya.
Wajar bila pakar manajemen sekaligus motivator Stephen Covey mengatakan, jangan lupakan bebek yang menelurkan telur emas. Artinya jangan lupakan orangnya apabila
organisasi atau perusahaan mau maju dan berkembang.
Begitu pula dengan organisasi karate. Tidak akan pernah bisa berkembang
kalau tidak memperhatikan muatan atau kemampuan dari pengurus atau
anggotanya. Sebesar-besarnya organisasi karate, tanpa memperhatikan
penambahan kemampuan dan kapasitas pengurus, tidak akan pernah bisa
maju.
Jadi, organisasi karate yang mau berkembang, tentu harus memperhatikan
hal ini. Mulai dari kapasitas penguasaan materi teknik karate, sampai
kapasitas mengurusi organisasinya adalah mutlak untuk disegarkan, tidak
boleh tidak.
Kecuali memang siap dengan harus mengeluarkan tenaga dan biaya yang
lebih untuk sekedar memancing ‘air’ keluar dan berharap ‘ember-ember’
penuh air.
*Rjpntr
Posting Komentar