Memainkan Kata, tidak sekedar hanya menampilkan Kata dengan bagus. Ada hal-hal lain yang tidak kalah menariknya dan pula mempengaruhi penilaian wasit dan juri (mungkin juga penonton).
Apa sajakah itu?
Pertama, baju karate (tegi).
Coba kita bayangkan, ada dua atlet Kata bersaing memainkan Kata.
Keduanya memainkan Kata dengan sama bagusnya. Semua nilai intrinsik dari
Kata itu sudah dipraktekkan sama bagusnya, ditambah tenaganya keluar,
permainan Katanya luar biasa, nafasnya berirama baik, dan lain-lain.
Namun ada yang membedakan, satu, yaitu baju. Karateka AKA memakai tegi
kumal, agak kecoklatan, ujung bawah tegi-nya pendek dan bahkan hanya
lima sentimeter dari batas terbawah sabuk yang melingkar, ujung lengan
tegi kepanjangan dan hampir menutupi sebagian dari telapak tangannya,
celananya menyentuh lantai, bahannya tidak sebagus umumnya.
Satu
lagi karateka AO, teginya putih bersih, emblemnya tepat dipakai,
celananya tidak kepanjangan dan tepat sesuai batas kewajaran 2/3 dari
ukuran betis, bajunya tidak pendek dan memenuhi serta tidak melebihi ¾
dari ukuran paha, ukuran tangannya tidak melebihi siku dan tidak pula
melebihi pergelangan tangan, bajunya tercium harum. Kira-kira kalau
ditanya karateka mana yang akan dimenangkan oleh wasit dan juri? Kalau
saya yang ditanya, karateka AO berhak menjadi pemenang. Jawaban Anda?
Kedua, rambut.
Lihat di video atau kejuaraan langsung, lihat bagian atasnya,
rambutnya. Lagi-lagi wasit dan juri tidak SEKEDAR melihat unsur
intrinsik Kata itu, kerapihan di rambut menjadi salah satu patokan. Coba
bayangkan lagi, karateka perempuan AO rambutnya panjang melebihi pundak
dan hampir menyentuh pertengahan punggungnya, tidak diikat, rambutnya
habis dikeramas, sisirannya kurang rapi. Karateka perempuan AKA,
rambutnya sama panjang atau mungkin lebih pendek, dan diikat baik dan
menggunakan kunciran yang enak dilihat dengan tingkat kerapian yang luar
biasa, dan rambutnya tidak menutupi mata.
Atau,
karateka pria AKA rambutnya panjang, tidak diikat, menghalangi mata,
dan karateka pria AO rambutnya pendek, disisir rapih, pakai jelly rambut, sedikit diberi jambul di depannya.
Sekali
lagi saya bertanya, kalau permainan Kata keduanya sama hebatnya, siapa
yang PATUT jadi pemenang? Sekarang Anda sendiri yang menjawab.
Ketiga, sabuk (obi).
Di video Kata dulu di tahun-tahun awal, sekitar tahun 1960an sampai
1990an, kebanyakan karateka memakai sabuk sedemikian pendek. Ujung
lipatannya saya kira tidak lebih dari sejengkal tangan anak kecil.
Permainan Kata mereka luar biasa. Sekarang, karateka yang memakai sabuk
cenderung lebih panjang. Perhatikan di kejuaraan-kejuaraan WKF, bahkan
saingannya ITKF.
Sekarang mereka sudah menggunakan pola sabuk yang lebih
panjang. Namun sayangnya, ada yang kebablasan, KEPANJANGAN. Ketika
mereka siko dachi atau kiba dachi, ujung dari sabuk
menyentuh lantai. Saya kira tujuannya mereka satu, ingin terlihat mantap
dan rendah gerakannya. Tetapi, saya percayai, itu SALAH.
Bagi
kita, kurang sedap dipandang, karateka memakai sabuk hanya 5-10
sentimeter ukuran dari batas lilitan sabuk, atau bahkan kenyataan yang
sekarang, sampai menyentuh tatami ketika kiba dachi. Tingkat menengah saja, tidak kepanjangan dan tidak kependekan.
Betul, bahwa ada anggapan sabuk itu CUMA tali pengikat agar zubon dan uwagi tidak melorot. Tetapi keabsahan sebuah SENI, seni beladiri adalah kemampuan dari karateka untuk memelihara keindahannya itu sendiri.
*Rjpntr
Posting Komentar