Boye Lafayette De Mente dari The Japanese Samurai Code dan diterjemahkan oleh Bima Brahmana.
Sisi
 lain dari kesenangan orang Jepang untuk bekerja sama dan berbagi hal 
yang baik satu sama lain merupakan sebuah keyakinan bahwa ketika 
mendapatkan kesusahan, semua orang harus membaginya. Konsep ini 
diekspresikan dalam istilah bisnis populer itami wake, yang 
harafiahnya berarti “berbagi rasa sakit”. Konsep ini kembali ke 
kebijaksanaan pemerintahan kuno tentang pertanggungjawaban kolektif, dan
 menjadi sebuah bagian integral kode etik samurai semenjak abad 13.
Itami wake biasanya digunakan dalam referensi untuk membagi segala bentuk kerugian dan kemunduran, termasuk kemunduran yang didapat suatu kelompok dalam negosiasi. Dalam kesempatan semacam inilah, merupakan hal normal bagi pihak yang tengah diminta untuk menyerah mengharapkan pihak lain untuk berbagi rasa sakit. Di antara orang Jepang, sisi yang lebih kuat dalam negosiasi seringkali akan setuju untuk itami wake tanpa diminta, sebagian niat baik yang menyolok tapi telah diperkirakan sebelumnya.
Dalam
 pandangan orang Jepang, keinginan manajemen Jepang untuk berbagi rasa 
sakit ketika masa-masa berat ekonomi, seperti dengan tidak memecat 
karyawan seperti yang perusahaan asing lakukan, memastikan setiap pemain
 kunci Jepang mendapatkan bagian dalam tindakan tersebut, dan perbaikan 
harga industri besar untuk menjamin kestabilan pasar, merupakan aspek 
politik itami wake mereka.
Satu
 alasan mengapa orang Jepang secara tradisional menentang 
perkembangbiakan perusahaan asing di Jepang adalah rasa takut bahwa 
mereka akan menyebabkan kekacauan pasar dan masalah lainnya, karena 
perusahaan asing tidak menganut etika itami wake. Orang Jepang cenderung
 memandang itami wake sebagai keunikan orang Jepang, atau sebagai
 hal yang sedikit berkembang di negara lain sehingga pengusaha asing 
sedikit memiliki “ketulusan” yang dibutuhkan agar dapat menjalankannya.
Tentu
 saja pengusaha asing dapat mengimbangi kecurigaan dan rasa takut akan 
tradisi dari rekan kerja Jepang mereka dengan menyatakan di awal 
hubungan kerja apapun bahwa mereka telah akrab dengan itami wake dan 
telah siap untuk mengikutinya ketika terdapat alasan rasional, adil, dan
 sah untuk menjalankannya.
Membiarkan
 rekan kerja Jepang Anda mengetahui bahwa Anda sadar akan budaya berbagi
 rasa sakit yang merupakan cara untuk mendapatkan kredibilitas dan 
membuat mereka untuk tidak mencoba untuk terikat dalam manipulasi yang 
tidak adil atau kesenangan budaya lain.
Di
 masa lampau, orang Jepang cenderung untuk memandang hubungan bisnis 
mereka dengan orang asing sebagai pertempuran, dan sebagian dari sikap 
ini masih ada sampai sekarang. Karena itulah seringkali perlu – dan 
selalu disarankan – untuk menempatkan hubungan kerja apapun di tingkatan
 personal sebisa mungkin, dan kemudian memeliharanya seolah seperti 
orang menjaga pernikahan.
Konsep itami wake
 merupakan satu pondasi budaya barat, tapi tidak cukup sesuai dengan 
kapitalisme kacuali dalam bentuk filantropis dan pelayanan komunitas 
yang tengah tumbuh dan dapat ditingkatkan ke tingkatan yang lebih tinggi
 dengan lebih cepat, sehingga sesuai dengan beberapa pendekatan itami wake Jepang.

Posting Komentar